(13) Jealousy 2

207 21 10
                                    

*

*

*

*

*

"Noona, kapan mobilku datang? Ini sudah hampir satu minggu." Jungkook yang tahu noona-nya baru pulang kerja langsung menyusul ke kamar sang noona tanpa membiarkan noona-nya beristirahat.

Bocah yang umurnya mendekati dua puluh tahun itu melabuhkan tubuhnya pada kasur empuk sang noona sambil bertanya-tanya sementara sang noona sedang sibuk membersihkan makeup.

"Sabar saja." Jawab Jungra santai.

"Aku sudah tidak sabar."

Jungra tak menghiraukannya, masih sibuk dengan kegiatannya sendiri. Jungkook pun tak lagi mengucapkan apa pun setelah itu. Dia diam telentang sambil menatap langit-langit kamar sang noona.

Di tengah kesunyian kakak beradik itu, ponsel Jungra yang berada di tas bergetar. Nasib baik Jungra bisa mendengar getaran yang tak seberapa kencang itu.

"Eoh Oppa."

"..."

Jungra melirik Jungkook. "Dia ada di kamarku. Wae?"

"..."

"Eung, baiklah."

Jungra meletakkan ponselnya. "Kau tidak latihan ya?"

Jungkook menoleh tanpa mengubah posisi telentangnya. Sedetik kemudian Jungkook tersentak. Pria itu buru-buru bangun. "Astaga, aku lupa. Ini hari Sabtu ya? Bagaimana ini? Noona, ayo cepat. Antarkan aku ke tempat latihan." Jungkook berlari meninggalkan kamar Jungra. Bocah itu bisa lupa juga ternyata.

*

*

*

"Noona cepat! Aku sudah terlambat." Jungkook tak hentinya mengetuk pintu kamar mandi Jungra.

Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Jungra dengan wajah cemberutnya karena Jungkook tidak membiarkannya mandi dengan tenang.

"Noona lama sekali sih?"

Jungra tak mengacuhkannya. Sedikit mendorong Jungkook agar dia bisa lewat.

"Noona, cepat."

"Sabar Jungkook-ah. Aku harus berdandan dulu. Lagi pula kau bisa pergi dengan sopir kan? Atau kau bisa berkendara sendiri. Kau sudah punya SIM kan? Kenapa aku harus mengantarmu?" Jungra tak kuasa untuk menahan diri dari luapan kekesalannya. Harusnya dia sedang berendam air hangat sekarang. Namun gara-gara Jungkook dia harus mandi dengan cepat.

"Ini beda kasus Noona. Aku sedang panik, tidak mungkin aku berkendara sendiri."

Jungra melirik Jungkook yang sedang duduk di ranjang dari pantulan cermin. "Kau bisa pergi dengan sopir."

"Tidak mau. Aku mau sama Noona saja."

"Kalau begitu sabar."

Jungkook pasrah. Daripada noona-nya menyerah dan tak mau mengantar, akhirnya Jungkook duduk manis menunggu sang noona. Jungkook tak habis pikir, hari sudah malam dan mereka hanya akan pergi ke tempat latihan tapi sang noona bersikukuh untuk berdandan.

Dasar para gadis. Hanya melalui pikiran, Jungkook tak berani mengutarakan secara langsung.

*

Love Is Not Over ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang